Minggu, 29 Desember 2013

Guys....mungkin kita pernah atau mungkin mau mempunyai Handycam ato kamera digital, tapi karena status dompet sedang sekarat stadium akhir, akhirnya kita beli yang second ato bekas, nah...ane punya beberapa Tips dalam memilih Handycam ato Kameranya nih guys, supaya kita kagak beli barang yang kondisinya memprihatinkan, ini dah tipsnya.....:
 
Tips Membeli Handycam / Kamera Video Bekas
1. Cek kondisi fisik terutama, lensa, LCD, periksa apakah ada death pixel
 
2. Periksa fungsi2 utama kamera : zoom in/out, fokus, iris, filter, viewfinder
 
3. Open menu, cek lifetime kamera. Secara normal kondisi pemakaian standart kamera lebih kurang 500 jam dalam setahun.
 
4. Cara paling mudah untuk mengetes kondisi head kamera adlh : setting kamera pada posisi LP (Long Play) kemudian record selama 5 menit (record dan goyangkan kamera kanan kiri, atas bawah) kemudian play. Jika lancar berarti kondisi Head kamera cukup baik. Apabila terjadi scratch berarti kondisi Head sudah lemah. Tapi sebaliknya jika direkam posisi SP (Short Play) it's OK.
5. Periksa juga kondisi audio antara Channel 1 / 2 , Penting !! Karena audio lah yang membuat gambar kita kita 3 dimensi
 
6. Periksa output / input konektivitas kamera : dvi/firewire, RCA ke tv, microfon, USB dan perangkat penghubung yang lain
 
demiian guys tips dari ane....moga ada manfaatnya yaaaa......... 

Sabtu, 02 November 2013

Contoh Sederhana Class dan Object Pada Java

Kita lanjutkan tutorial mengenal class dan objek dengan memberikan contoh sederhana dari class dan objek. Kita akan mencoba membuat contoh class rumah, dengan variabel instan JmlPintu, JmlRuang, Dapur. Di dalam class itu ada method get dan set untuk mengoperasikan nilai variabel instan tersebut, yaitu setJmlPintu, getJmlPintu, setJmlDapur, getJmlDapur, setDapur, getDapur.
Well, kita akan buat sebuah class baru dengan nama Rumah.java. Kita isi dengan kode berikut :
package coba2;
public class Rumah {
    private int JmlPintu=0;
    private int JmlRuang=0;
    private Boolean Dapur=false;
    
    public void setJmlPintu(int a){
        JmlPintu=a;
        System.out.println("Berhasil merubah Jml Pintu menjadi "+a);
    }
    
    public int getJmlPintu(){
        int a=0;
        a=JmlPintu;
        return a;
    }
    
    public void setJmlRuang(int a){
        JmlRuang=a;
        System.out.println("Berhasil merubah Jml Ruang menjadi "+a);
    }
    
    public int getJmlRuang(){
        int a=0;
        a=JmlRuang;
        return a;
    }
    
    public void setDapur(boolean a){
        Dapur=a;
        System.out.println("Berhasil merubah Jml Pintu menjadi "+a);
    }
    
    public boolean getDapur(){
        boolean a=false;
        a=Dapur;
        return a;
    }
}
Jangan lupa package coba2 diganti dengan nama package anda misalkan Rumah, dan jika sama yaitu coba2 berarti tidak perlu diubah.
Setelah kita buat class Rumah, maka kita sudah bisa menggunakan class terebut dengan harus menggunakan class yang ada main loadnya. Maksudnya class yang bisa di Run.
Lihat kode dibawah :
package coba2;
import java.util.Scanner;

public class pusat {
    public static void main(String[] args){
        Rumah rumah1=new Rumah();
        
        System.out.println("Jumlah pintu adalah "+ rumah1.getJmlPintu());
        System.out.println("Jumlah ruang adalah "+ rumah1.getJmlRuang());
        System.out.println("Ada dapur : "+ rumah1.getDapur());
        
        Scanner input=new Scanner(System.in);
        rumah1.setJmlPintu(input.nextInt());
        rumah1.setJmlRuang(input.nextInt());
        rumah1.setDapur(input.nextBoolean());
        
        System.out.println("Jumlah pintu adalah "+ rumah1.getJmlPintu());
        System.out.println("Jumlah ruang adalah "+ rumah1.getJmlRuang());
        System.out.println("Ada dapur : "+ rumah1.getDapur());
    }
}
Nah, jika kita run dan kita input maka akan ada printout seperti di bawah :
run:
Jumlah pintu adalah 0
Jumlah ruang adalah 0
Ada dapur : false
4  <-input
Berhasil merubah Jml Pintu menjadi 4
5  <-input
Berhasil merubah Jml Ruang menjadi 5
true <-input
Berhasil merubah Jml Pintu menjadi true
Jumlah pintu adalah 4
Jumlah ruang adalah 5
Ada dapur : true
BUILD SUCCESSFUL (total time: 13 seconds)
Nah, itu salah satu contoh penggunaan class paling sederhana.
Sekian contoh tutorial ini, jika ada yang mengganjal silahkan berkomentar.
Sampai jumpa di tutorial Java berikutnya.

Kamis, 17 Oktober 2013

Indonesia memang negeri yang cukup aneh, dalam hal ini adalah penggunaan internet. Masyarakat Indonesia memiliki minat yang tinggi untuk browsing di internet. Sayangnya, hal tersebut tidak didukung dengan infrastruktur yang mumpuni.
Dalam sebuah survei terbaru yang dilakukan Nielsen, terungkap bahwa Indonesia menjadi pengguna internet dari perangkat mobile tertinggi di Asia. Dari total 55 juta pengguna, 48 persen di antaranya mengakses dari perangkat mobile. Jumlah tersebut mengalahkan Thailand dan Singapura.
Di sisi lain, dari data milik Akamai beberapa waktu lalu, Indonesia menjadi negara dengan kecepatan internet paling lelet di Asia. Bayangkan saja, kecepatan rata-rata internet di Indonesia hanya 0.8Mbps. Kecepatan tersebut jauh di bawah kecepatan rata-rata dunia yang mencapai 3Mbps.
Dari segi jangkauan fiber optik, Indonesia pun jauh tertinggal dibandingkan negara ASEAN lain, bahkan termasuk yang paling rendah. Berdasarkan data tahun 2010, prosentase fiber optik di Indonesia hanya 2.8 persen. Padahal Singapura sudah mencapai 82.9 persen, Malaysia 22.6 persen dan Vietnam 16.5 persen.
Biznet yang merupakan salah satu provider internet terkemuka di Indonesia pun berencana untuk menambah jaringan hingga 10 kilometer pada 2012 ini. Hingga tahun 2011, mereka telah memiliki total 2500 kilometer fiber optik.
Pemerintah pun sebenarnya telah berupaya untuk meningkatkan fasilitas. Salah satunya adalah pemerintah kota Bandung ingin menjadi cyber city. Pihak pemerintah kota Bandung pun berusaha untuk membangun RW Net yang akan memberikan layanan hotspot secara gratis kepada masyarakat. Program ini menurut rencana akan rampung pada 2013.
Permasalahan tidak berhenti di situ. Sebagian besar pengguna internet di Indonesia adalah kalangan remaja. Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (SDPP) Kemenkominfo Budi Setiawan mengatakan bahwa kebanyakan yang mengakses internet di Indonesia berusia antara 15-20 tahun. Selain itu usia 10-14 tahun adalah yang paling dominan.

Dengan tingginya minat para remaja, pendidikan internet yang sehat harus menjadi perhatian serius. Tak jarang kita melihat peristiwa penculikan yang memanfaatkan jejaring sosial Facebook dan sejenisnya. Target utamanya adalah para remaja perempuan yang mudah untuk digoda.